Kamis, 19 Februari 2009

Hipnotis Obati Kerinduan Si Anak Yatim Piatu

Ini bukan pengalaman pribadiku,....

Ini hanya sekedar buah cerita dari teman sekantor....

Tapi sangat dalam maknanya...

Sebut saja temanku ini adalah Bang Ugi, seorang senior rekan sekerjaku yang penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Itu karena sikapnya yang santai dan ringan dalam menjalani hidup dan kerjaan di kantor. Memang karirnya tidak secemerlang rekan satu angkatannya, sempat berkibar dan sempat tenggelam. Tapi yang aku banggakan adalah sikapnya yang tulus ikhlas membantu teman-temannya walaupun kondisinya sendiri mestinya yang patut di bantu. Sikapnya menghadapi cobaan yang selalu dijalani dengan santai dan penuh canda tawa.

Apakah ini tema ceritanya? Oh bukan....
Bang Ugi memang unik buatku, dia punya keahlian menghipnotis orang....
Tapi untungnya bukan untuk menggendam orang, tapi lebih ke hal positif seperti pengobatan, sugesti baik, dan pertunjukan. Seperti yang di teve itu loh ....mas...siapa ..mas tomi ..atau siapa gitu loh....

Keahliannya ini sering menarik minat orang dan sering kali juga dia di minta memperagakan. Pernah suatu ketika di hari ulang tahun perusahaan dia menghipnotis rekan satpam sampai berani nyium manajer kantor....itu membuat kita yang menonton sangat terhibur.....

Nah, suatu ketika dia bercerita sebuah pengalaman menghipnotis sekawanan anak yatim piatu yang berada tidak jauh dari rumahnya. Inipun karena diminta oleh mereka sehabis menonton aksi seorang penghipnotis di teve.

Disitu dia menghipnotis seorang gadis yang pernah patah hati ditinggal kekasihnya. Dia minta si gadis itu mengikuti apa yang diperintahkan, si gadis tertidur sejenak, dan dia memberi sugesti seolah-olah di depannya ada mantan kekasihnya itu, dan ketika terbangun si gadis itu memaki-maki mantan kekasihnya dan marah-marah ga karuan. Padahal tidak ada siapapun kecuali sebuah kursi kosong. Tapi anehnya si gadis jadi tahu kalo kekasihnya itu pergi ke Kalimantan.

Tiba gilirannya ketika seorang anak yang minta dihipnotis dan minta dipertemukan dengan ayah ibunya yang sudah lama meninggal. Sebelumnya timbul keraguan Bang Ugi, tapi ketika si anak meminta dengan sangat, maka dilakukan juga hipnotisnya. Di situ ketika si anak terhipnotis dia menangis sejadi-jadinya merangkul dua buah kursi yang dianggapnya "ayah dan ibunya," dia tumpahkan rasa kangennya, dia bermanjaan dengan "ayah dan ibunya," minta di sayang, di elus oleh kedua orang tuanya. Ya Alloh, banyak yang menyaksikan ikut menangis terharu, bahkan termasuk Bang Ugi sendiri juga ikut meneteskan air matanya.

Memang setelah terbangun dari hipnotis si anak lupa akan kejadian itu, tapi rasa kangen yang begitu luar biasa kepada ayah ibunya sudah sedikit terobati dan itu tidak di sadari.

Betapa mulia ilmu yang seperti ini, mengobati kerinduan si anak yatim piatu kepada ayah ibunya. Memang hanya sugesti, tapi dampaknya pasti akan sangat mendalam di hati si anak yatim piatu itu.

Ayah

Apa yang ada dibenak kita bila disebut kata "ayah?"

Ya Ayah adalah Bapak kita, suami Ibu kita, orang yang mungkin paling kita banggakan karena kebijaksanaannya atau juga sebaliknya merupakan sosok yang paling kita benci karena kekasaran dan keangkuhannya.

Namun faktanya "Ayah" adalah sumber kehidupan kita, dimana kalo tidak ada Ayah maka kita tidak mungkin hadir dimuka bumi ini. Ayah adalah orang yang paling dicintai oleh Ibu kita. Dari rasa cinta itulah maka hadir kita, adik kakak kita.

Ayah adalah orang yang paling bahagia ketika kita menangis saat pertama hadir di dunia ini, Ayah adalah orang yang paling menginginkan kita sehat, bahagia, senang. Ayah adalah seorang manusia yang bila kita sedih maka hatinya lebih sedih. Ayah adalah orang yang paling senang ketika ada sedikit sifatnya dalam diri kita. Ayah adalah orang yang paling menginginkan kita tumbuh menjadi anak yang bisa dibanggakan.

Lihatlah ketika Ayah bercerita kepada teman-temannya betapa bangganya kepada kita walaupun nakal, bandel, cengeng. Lihatlah sorot mata Ayah yang selalu senang ditanya kabar kita. Lihatlah di setiap malam ketika kita beranjak tidur, beliau melihat kita dengan rasa syukur. Syukur bahwa kita semakin tumbuh besar, lucu, menggemaskan. Lihatlah walaupun tidak berkata, tapi sorot matanya penuh kebahagiaan melihat tidur kita yang pulas.

Coba tengoklah sesekali ketika Ayah berdoa di dalam sujudnya kepada Tuhan, betapa beliau bersyukur diberi amanah anak seperti kita, walaupun kita selalu nakal, tidak pernah menurut, membantah, meronta minta dikabulkan setiap keinginan kita, bahkan mungkin menghardiknya karena kita anggap beliau kolot, ga pintar, ga gaul.

Coba tengoklah dalam setiap do'anya beliau menangis agar Tuhan memberinya rejeki yang cukup untuk membelikan makan kita, keluarga kita, membelikan baju seragam, membelikan buku untuk sekolah.

Coba tengoklah Ayah selalu tersenyum kepada kita walaupun di dalam hatinya gundah karena banyak sekali masalah yang dihadapinya.

Coba tengoklah ketika pagi hari beliau hendak pergi bekerja, selalu memastikan kita sudah siap beraktivitas, memberi bekal secukupnya, mencium kening kita. Terkadang demi mengantar kita ke sekolah, beliau sering tidak sarapan karena khawatir kita terlambat sekolah.

Coba tengoklah Ayah selalu membela kita bila kita mendapat masalah.

Ingatkah ketika Ayah mengajak kita bercanda sebelum kita tidur?
Ingatkah ketika Ayah memberikan kejutan hadiah ulang tahun buat kita?
Ingatkah ketika Ayah memeluk kita ketika kita menangis karena takut, karena mendapat masalah di sekolah, karena di marahi ibu akibat kenakalan kita?
Ingatkah ketika Ayah menggendong kita, ketika kita tidak bisa tidur, atau terbangun karena mimpi yang menakutkan?

Masih banyak sifat dan sikap mulia Ayah, yang bila kita mau renungkan maka dunia dan seisinya tidak pernah cukup untuk memuliakannya.

Tapi terkadang semua itu baru bisa kita sadari ketika beliau.....sudah tiada.....
Sudah harus berhenti mengurus kita, menafkahi kita, mengantar kita sekolah.
Sudah harus berhenti bercanda dengan kita...
Sudah harus berhenti memeluk kita....

Yang ada tinggal kenangan....kenangan di hati yang lambat laun makin pudar....
Makin pudar karena kesibukan kita......
Bahkan sekedar do'a satu ayat saja kita amat sangat jarang mengirimkan dalam tiap sholat kita.

Oleh karenanya, sayangilah Ayah kita selama kita masih bisa bersamanya.....
Sayangilah sikap baiknya dan tauladannya kita ikuti bila memang beliau telah tiada....
Hormatilah beliau karena beliau memang orang yang mulia...

dan,....Insya Alloh kita masih bisa berjumpa dengannya di Surga.....

Cobalah hadirkan kembali kenangan dengan Ayah.....pejamkan mata dan sebutkan nama Ayah dalam hati, sambil renungkan segala kebaikannya.

Dan bila beliau masih ada untuk menemani kita, cobalah ucapkan terima kasih dan peluklah......

Sabtu, 14 Februari 2009

ini mungkin menguntungkan

Beberapa hari yang lalu, karena tugas kantor, saya ditemani seorang rekan kerja mengunjungi sebuah pertanian ikan di daerah kedungombo.

Semula saya tidak tahu mengenai jenis usaha ini. Pemiliknya kebetulan sudah lama bergelut dengan perikanan belasan tahun, hanya saja masih dalam tahap pembibitan karena pekerjaannya di bidang pembibitan.

Awal pembicaraan merupakan investigasi yang biasa-biasa saja dan bersifat rutin, tapi ketika saya diajak mengunjungi ke lokasi peternakan yang berada di tengah waduk yang luar biasa luas dan dalam, maka justru itulah ketertarikan saya. Dalam hati "kenapa tidak?" ga ada salahnya saya ke sana sekaligus refreshing.

Keesokan harinya ditemani seorang rekan, kami menuju rumah pemilik pertanian ikan itu untuk kemudian bersama-sama menuju lokasi yang berjarak sekitar 60 km dari tempat kami berkumpul. Sebut saja pemiliknya adalah Pak Joko.

Sembari menunggu mobil untuk menuju lokasi, kami mengulang pembicaraan mengenai budidaya ikan ini yang Pak Joko sebut usaha "karamba." Usaha ini baru berjalan setahun tapi sudah menghasilkan keuntungan yang diinvestasikan kembali lebih dari 100%. Wau....luar biasa komentar saya pertama kali. Usaha yang dalam kurun waktu kurun kurang dari setahun hasilnya (udah dikurang biaya) lebih dari 100%. Menarik, jadi penasaran....komentar saya selanjutnya.

Perjalanan kami tempuh dalam waktu hampir 2 jam, ternyata jalan yang dilewati luar biasa jeleknya hampir 2 km jalan rusak parah, sisanya lumayan rusak tapi masih layak dilalui.
Setelah mampir menjemput seseorang yang ternyata beliau adalah yang mengurus karamba. Sebut saja namanya Pak Har, pensiunan Lurah yang merupakan penduduk asli sekitar waduk kedungombo, sudah 4 tahun ini bergelut mengurusi karamba. Usianya sudah hampir 60 tahun, tapi fisiknya luar biasa, badannya kekar, tapi tutur katanya sangat sopan dan bijaksana. Maklum termasuk orang yang melek hubungan sosial mungkin karena mantan lurah.

Sesampai di bibir waduk, kami harus menaiki perahu bermotor yang menurut perhitungan logika saya hanya muat 10 orang tapi Pak Har bilang bisa muat 16 orang. Untungnya kami ga sampe berjumlah 10 orang. Perjalanan ditempuh sekitar 15 menit, cukup jauh juga dan ngeri karena kedalaman waduk kondisi normal sekitar 50 meter, dan waktu itu sudah lebih dari 1 minggu hujan lebat terus jadi mungkin kondisinya tidak normal.

Setelah 15 menit menaiki perahu motor, kami menjumpai karamba dan gubuk kecil tempat berteduh, mungkin untuk tidur pegawainya.

" Wah bagus sekali." Kesan pertama kali dalam benak saya. Di situ ada 10 kolam, mereka bilangnya "plong." Dalam satu plong terpisah berbagai ukuran ikan menurut usianya. Saya baru tahu juga bahwa benih ikan disitu jumlahnya puluhan ribu. Sementara di plong yang lain terdapat ikan yang lebih besar, hingga beberapa plong berisi ikan yang sudah siap panen. Berat ikan yang sudah siap panen sekitar 3-4 ons.

Dari Pak Har juga saya tahu bahwa modal yang sudah dikeluarkan hampir 200 juta rupiah, namun secara bertahap. Semula hanya ada 4 plong, dan berkembang menjadi 10 plong kurang dari setahun. Dana pembuatan satu plongnya hampir 12 juta rupiah. Mulai benih sampe panen butuh waktu sekitar 4 bulan. Dan bila sudah panen maka tidak perlu tambah biaya lagi karena semua biaya mulai pembelian benih, pakan, sampe gaji pekerja sudah tertutup hasil penjualan ikan bahkan masih banyak sisanya (laba).

Jenis ikan yang di budidayakan berupa nila, dengan pertimbangan tingkat kematian sedikit dan proses pembesaran cepat.

Kalo di kalkulasi keuntungan tiap plong bila sudah berjalan sekitar 1 juta rupiah. Sehingga dari 10 plong yang ada itu bisa menghasilkna keuntungan bersih 10 juta rupiah. Dan fantastisnya mereka sudah bisa panen ikan 2 minggu sekali. Wah luar biasa.....

Setelah puas melihat-lihat karamba , sembari menunggu jemputan perahu dan menunggu kondisi angin tenang, kami disuguhi gorengan ikan nila , nasi putih dan sambal kecap. Saya hanya bisa menikmatinya dengan perasaan puas sekali.

Ternyata di tengah hamparan air waduk yang dalam dan luas ini, bisa dikelola dan mendatangkan keuntungan yang besar. Saya juga melihat sudah banyak yang ikut membuat usaha karamba ini, bahkan menurut cerita Pak Har, di utara lokasi karamba tersebut, pengusaha Jerman sudah mulai membuat karamba sebanyak 300 plong. Luar biasa.....
Logika sederhana saya, kalo orang Jerman saja ikut bermain di usaha ini tentunya secara matematis sangat menguntungkan.

Bagaimana menurut Anda.....?

Selasa, 10 Februari 2009

Sederhana dan gampang

Assalamu 'alaikum Wr.wb

Memulai sebuah blog mungkin mudah bagi sebagian orang yang sudah terbiasa menulis, atau mungkin sudah menekuni hobi blogging sejak lama. Tidak demikian halnya dengan aku. Menulis mungkin sama sulitnya dengan mengendarai motor pertama kali.

Tapi yang penting aku mulai menulis. Itu niatan pertama yang aku pikirkan. Gaya bahasa, ejaan ga bener, isi posting yang lugu, konyol dan sebagainya adalah hal yang lumrah, dan bagiku yang jelek itulah awal yang bagus.

Mungkin 2-3 hari lagi, 2-3 minggu lagi, 2-3 bulan lagi atau 2-3 tahun lagi, blog ini semakin cantik dan menarik, who knows? Tapi yang lebih utama aku pingin menulis...itu saja.

Apa isi blog ini?
Apa yang ada di kepalaku, itulah yang akan kutulis ke depannya.

Apa tujuan blog ini?
Untuk saat ini hanya ingin menuangkan isi pikiran saja, tapi entah besok, lusa atau tahun depan.

Ya, hanya itu saja seperti judul yang aku buat "Sederhana dan gampang."

Wassalamu alaikum wr wb