Kamis, 19 Februari 2009

Ayah

Apa yang ada dibenak kita bila disebut kata "ayah?"

Ya Ayah adalah Bapak kita, suami Ibu kita, orang yang mungkin paling kita banggakan karena kebijaksanaannya atau juga sebaliknya merupakan sosok yang paling kita benci karena kekasaran dan keangkuhannya.

Namun faktanya "Ayah" adalah sumber kehidupan kita, dimana kalo tidak ada Ayah maka kita tidak mungkin hadir dimuka bumi ini. Ayah adalah orang yang paling dicintai oleh Ibu kita. Dari rasa cinta itulah maka hadir kita, adik kakak kita.

Ayah adalah orang yang paling bahagia ketika kita menangis saat pertama hadir di dunia ini, Ayah adalah orang yang paling menginginkan kita sehat, bahagia, senang. Ayah adalah seorang manusia yang bila kita sedih maka hatinya lebih sedih. Ayah adalah orang yang paling senang ketika ada sedikit sifatnya dalam diri kita. Ayah adalah orang yang paling menginginkan kita tumbuh menjadi anak yang bisa dibanggakan.

Lihatlah ketika Ayah bercerita kepada teman-temannya betapa bangganya kepada kita walaupun nakal, bandel, cengeng. Lihatlah sorot mata Ayah yang selalu senang ditanya kabar kita. Lihatlah di setiap malam ketika kita beranjak tidur, beliau melihat kita dengan rasa syukur. Syukur bahwa kita semakin tumbuh besar, lucu, menggemaskan. Lihatlah walaupun tidak berkata, tapi sorot matanya penuh kebahagiaan melihat tidur kita yang pulas.

Coba tengoklah sesekali ketika Ayah berdoa di dalam sujudnya kepada Tuhan, betapa beliau bersyukur diberi amanah anak seperti kita, walaupun kita selalu nakal, tidak pernah menurut, membantah, meronta minta dikabulkan setiap keinginan kita, bahkan mungkin menghardiknya karena kita anggap beliau kolot, ga pintar, ga gaul.

Coba tengoklah dalam setiap do'anya beliau menangis agar Tuhan memberinya rejeki yang cukup untuk membelikan makan kita, keluarga kita, membelikan baju seragam, membelikan buku untuk sekolah.

Coba tengoklah Ayah selalu tersenyum kepada kita walaupun di dalam hatinya gundah karena banyak sekali masalah yang dihadapinya.

Coba tengoklah ketika pagi hari beliau hendak pergi bekerja, selalu memastikan kita sudah siap beraktivitas, memberi bekal secukupnya, mencium kening kita. Terkadang demi mengantar kita ke sekolah, beliau sering tidak sarapan karena khawatir kita terlambat sekolah.

Coba tengoklah Ayah selalu membela kita bila kita mendapat masalah.

Ingatkah ketika Ayah mengajak kita bercanda sebelum kita tidur?
Ingatkah ketika Ayah memberikan kejutan hadiah ulang tahun buat kita?
Ingatkah ketika Ayah memeluk kita ketika kita menangis karena takut, karena mendapat masalah di sekolah, karena di marahi ibu akibat kenakalan kita?
Ingatkah ketika Ayah menggendong kita, ketika kita tidak bisa tidur, atau terbangun karena mimpi yang menakutkan?

Masih banyak sifat dan sikap mulia Ayah, yang bila kita mau renungkan maka dunia dan seisinya tidak pernah cukup untuk memuliakannya.

Tapi terkadang semua itu baru bisa kita sadari ketika beliau.....sudah tiada.....
Sudah harus berhenti mengurus kita, menafkahi kita, mengantar kita sekolah.
Sudah harus berhenti bercanda dengan kita...
Sudah harus berhenti memeluk kita....

Yang ada tinggal kenangan....kenangan di hati yang lambat laun makin pudar....
Makin pudar karena kesibukan kita......
Bahkan sekedar do'a satu ayat saja kita amat sangat jarang mengirimkan dalam tiap sholat kita.

Oleh karenanya, sayangilah Ayah kita selama kita masih bisa bersamanya.....
Sayangilah sikap baiknya dan tauladannya kita ikuti bila memang beliau telah tiada....
Hormatilah beliau karena beliau memang orang yang mulia...

dan,....Insya Alloh kita masih bisa berjumpa dengannya di Surga.....

Cobalah hadirkan kembali kenangan dengan Ayah.....pejamkan mata dan sebutkan nama Ayah dalam hati, sambil renungkan segala kebaikannya.

Dan bila beliau masih ada untuk menemani kita, cobalah ucapkan terima kasih dan peluklah......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar